10. Haute Tension [Alexander Aja]
Ini mungkin salah satu film slasher masa kini terbaik yg pernah saya tonton, yg anehnya berasal dari…Perancis? Alexander Aja adalah sutradara film horror era 2000-an favorit saya dan dia udah berhasil ngembaliin film slasher ke tempat yg seharusnya. Film ini punya cerita yg kuat, digarap dengan jenius dan ending yg bakal bikin kamu berkata, "What the fuck???!". Hehehe. Penuh adegan gore kerenyg nggak mengganggu kekuatan cerita film ini sama sekali. Adegan gore-nya cuman ornamen. Menurut saya film ini terlalu jenius untuk dijadiin film slasher :D
9. Death Proof [Quentin Tarantino]
Berada dalam 1 paket dengan Planet Terror [Robert Rodriguez]
yg kocak, komikal sekaligus berlebihan menurut saya. Planet Terror itu
film yg mempresentasikan film2 kelas-B tahun 80-an dengan keterlaluan.
Semuanya terlalu dibuat-buat, dan cameo-nya kebanyakan. Tapi atmosfer yg
dibangun Q.T dalam Death Proof sangat berhasil. Inti film ini dimulai
dari 30 menit terakhir, jadi bersabarlah selama 45 menit pertama ngeliat
kelakuan dan bacotan geng cewek2 yg super nggak penting danbikin
ngantuk itu. Kelebihan film ini: sinematografi yg ngaco tapi tetep
keren, aktris ceweknya stuntwoman beneran dan oh…Q.T telah membawakan
kita Kurt Russel kembali!
8. Bad Taste [Peter Jackson]
Mungkin
Braindead adalah favorit semua orang. Tapi film ini jadi favorit saya
pastinya! Ide cerita yg super aneh, adegan-adegan sadis yg trashy berat,
gory, urakan, ugal-ugalan, lucu dan tenang saja…jagoannya masih
bermodalkan gergaji mesin untuk melawan para alien pemakan daging yg
ber'selera buruk' itu! Yeah
7.Pet Sematary
Bukan
salah tulis, emang begitu judulnya. Diangkat dari novel Stephen King,
film ini menghadirkan zombie dalam bentuk balita, dan sialnya… nyeremin
banget! Dibumbui olehcerita supranatural versi Indian, S.T emang paling
ngerti gimana caranya bikin orang ketakutan lewat atmosfir yg creepy dan
nuansa film ini kerasa banget Amerika 80-an. I love it!
6. Darkness Falls [lupa] juga]
Fuck!
Film ini ngebawain lagi masa-masa waktu kita berumur sekitar 5 atau 6
tahun, sendirian di tempat tidur waktu malam hari dengan kamar yg gelap
dan bayangan yg kalo dalem imajinasi kita sih keliatan kayak monster,
mendadak ada suara-suara nggak diinginkan yg kita khayalin sendiri dan
apa itu di kolong tempat tidur…???? Whoa. Kurang lebih gitu deh ygsaya
rasain waktu nonton film ini. Mitos-mitos mengerikan yg kita takuti
waktu kecil, semacam itu. Kalo di film ini, mitos yg diangkat adalah
'tooth fairy' alias peri gigi yg neror anak-anak kecil yg baru
kehilangan gigi terakhirnya. Wujud peri giginya emang asli nakutin,
untuk jaman segitu mah udah lumayan canggih lah. Serem nih peri giginya,
dan juga filmnya. Still campy and highly entertaining. Cocok buat
ditontonsama geng kamu waktu liburan!
5.Mother of Tears [Dario Argento]
Seri
terakhir dari trilogi Three Mothers [sebelumnya ada masterpiece:
Suspiria dan Inferno]. Film ini mungkin nggak lebih bagus dari dua film
sebelumnya, tapi seenggaknya film ini adalah comeback-nya D.A yg
buatsaya sih masih tetep thrillin'! 15 menit pertama aja saya udah
disuguhin sama adegan sadis yg saya sendiri nggak sanggup nontonnya, itu
belum adegan2 yg mengikuti kemudian. Still gory, still nasty in an arty
way. Jalan ceritanya yg lemah udah nggaksaya peduliin. Pokoknya mah,
serem lah nih film! Bonus: Asia Argento telanjang di film ini.
4.Feast
Film
horror komedi yg paling berhasil bikin saya jatuh cinta. Dimulai dari
adegan awal di bar yg juga merupakan perkenalan tokoh-tokohnya, saya tau
film ini bakal keren. Akting para pemainnya yg harus saya akui keren
mampus, puluhan adegan gore yg manteb, monster2 yg nggak jelas tapi
sangat kelaparan dan meyakinkan, dan tentu aja: LUCU. Apalagi kalo inget
dialog: Yes dear, we'll leave as soon as mommy is done with her
"meeting". Anjing pisan lah film ini! :D
3.Misery [Rob Reiner]
Iya,
ini film yg dibikin ama sutradara film2 drama-komedi-romantis itu.
Nggak nyangka ya? Saya nggak tau sebenernya film ini layak dimasukin
kategori horror atau nggak. Nggak ada pembunuh keji, nggak ada hantu,
nggak ada adegan-adegan sadis, nggak ada monster lapar, nggak ada darah
moncor. Film ini sepenuhnya bertumpu pada kejeniusan akting Kathy Bates
yg memerankan seorang gadis sakit jiwa dan obsesif yg menyandera penulis
novel pujaannya setelah menyelamatkan si penulis dari kecelakaan di
daerah bersalju terpencil. Gila, kalo inget gimana aktingnya suka
merinding sendiri. Dingin, posesif, psycho sejati! Beberapa orang bilang
ini thriller psikologi mengingat absennya formula yg biasa dipake
dalamfilm horror. Tapi siapa yg butuh itu semua kalo hanya dengan Kathy
seorang kita udah ngerasa ter-terror?
2.Audition [Takashi Miike]
Gimana
kalo salah satu sutradara paling jenius sepanjang masa bikin film yg
ceritanya ditulis oleh salah satu penulis paling jenius juga? Mungkin
jadinya ya ini, salah satu film paling disturbing yg pernah saya tonton.
Dan mungkin emang itu keahliannya Miike. Audition ditulis oleh Ryu
Murakami [buat yg nggak pernah baca bukunya, atau nggak tau siapa dia,
googling sekarang juga!] yg emang terkenal paling jagobikin cerita aneh
dengan tokoh-tokoh yg janggal. Nggak ubahnya sama film ini. Dari awal
dikenalin sama tokoh Asami [itu bukan sih namanya? Lupa!], kita udah tau
ada yg nggak beres sama cewek ini. Berjalan dengan alur yg cukup lambat
dan terseret, T.M berhasil nunjukin skill dan kejeniusan sesungguhnya
lewat 15 menit terakhir yg…ah, anjing lah. Tonton sendiri aja!
1. Scream [Wes Craven]
Fuck
yeah. My all time favorite horror movie. Ini film horror paling keren
yg udah cult abiisss! Mungkin banyak yg bilang kalo film ini terlalu
klise, dengan cerita yg terlalu dipenuhi formula standar horror:
pembunuh berantai yg meneror remaja-remaja sialan yg banyak cingcong.
Tapi karena Scream pulalah, budget besar Hollywood kembali dialokasikan
untukfilm horror dan film2 horror pun kembali berjaya di sinema [inget
booming film horror akhir 90-an setelah film ini meraup sukses besar?].
Nggak cuman itu, topeng ikon pembunuhnya yg khas itu mendadak jadi idola
ketika helloween tiba. Seenggaknya ada 3 alesan utama kenapasaya sangat
menyukai film ini: pertama, adegan pembunuhan yg sangat kreatif pada
jamannya, mengingat waktu itu [sekitar tahun 96 ya?] kita bener2 miskin
tontonanfilm horror. Kedua, dengan formula yg sekilas terlihat seperti
another teen slasher movie—padahal nggak—bikin film ini sangat
menghibur. Tapi film ini jauh lebih cerdik dengan plot yg cukup kompleks
dan twist yg bakalan bikin kamu tetep kesulitan nebak siapa pembunuh
sebenarnya. Ketiga, emang di mana lagi kamu bisa nemuin Drew
Barrymore—one of the hottest babe, saat itu—lari-lari ketakutan,
dikejer-kejersama pembunuh dan ditusuk-tusuk perutnya [lalu digantung],
kalo bukan di film ini? Pesen saya, hati-hati aja kalo ada telfon iseng,
jangan ditanggepin, kalo nggak pengen bernasib sama